Yeay...
Hari yang ditunggu akhirnya tiba.
Gak kayak kamu udah
di tunggu tunggu tak kunjung datang, hahaha...
maaf jadi curcul... eh typo curcol maksudnya...
Siang tadi kami abis Hunting di
Pasar Gede Solo bareng temen
temen
Travelingyuk hunting pasar ini tuh bagian dari
Arisan Rasa Solo jadi
arisan rasa itu semacam ngulik sejarah dari suatu masakan dari mana asalnya
kenapa makanan tersebut di juluki sesuai namanya jadi kita layaknya sedang belajar
mengenal sejarah dari sudut pandang kuliner. Sekedar info bagi yang belum tau lokasi pasar gede itu cukup
dekat dengan benteng vastenburg jadi dari arah jalan Slamet riyadi (
saya asumsikan temen temen dah pada tau jalan ini), belok kiri ke
arah utara ke jalan jendral sudirman hingga kalian menemukan tugu pemandengan lalu kearah timur / kanan, kamu akan tiba di pintu bagian barat Pasar Gede,
walaupun
cuaca lagi
sumuk sumuknya (baca : Gerah) siang ini namun kami tetap semangat
hunting pasarnya.
Nah pada penasarankan kita mau hunting apa aja!
Jadi siang tadi tuh kita abis kulineran bareng temen temen
travelingyuk dan kebetulan saya
huntingnya bareng mereka
Dan tau gak sih, beberapa dari kami punya hobi yang sama dibidang fotografi gitu.
Bisa dibayangin kan seberapa Senengnya bisa ketemu sama orang orang yang sehobi
dengan mu.
Setelah bertemu dengan mereka lalu kami mencari bebarapa
kuliner yang kami sepakati diantaranya ada cabuk rambak, grontol dan es dawet telasih
panas panas gini butuh yang seger seger.
Cabuk rambak menjadi kuliner pertama yang kami cari, nah
karena kami hanya diberi waktu 60mnt jadi kami berenam memutuskan untuk
berpencar kami mencari cabuk rambak dan
tiga dari kami mencoba mencari grontol.
Sayang banget setiba kami ditempat ternyata bu yanti hanya
berjualan dari pukul 8 pagi hingga 12 siang, nah
saran buat temen temen yang gak pengen kehabisan seperti kami sebaiknya datang lebih awal, jadi tutur bu yanti cabuk rambak
merupakan kuliner khas Kota Solo yang disajikan bersama irisan ketupat lalu
diguyur (baca : disiram) dengan bumbu
cabuk, nah
bumbu cabuk ini nih yang
khas,
maknyos seperti
kata
Pak Bondan.
Jadi cabuk itu adalah nama lain dari wijen, dan bumbu cabuk ini dicampur
beberapa rempah rempah, bahan bumbu cabuk diantaranya ada bawang putih,
kemiri,kencur, lada, wijen, daun jeruk,gula serta garam nah perpaduan dari
rempah rempah inilah yang membuat rasa dari cabuk rambak ini
Cuaca yang terik membuat kami membutuhkan asupan kesegaran
dari
semangkuk es dawet Telasih yang
letak lapaknya tak begitu jauh dari lapak bu yanti, segera kami memesan tiga
mangkuk es dawet. Kombinasi dari bubur sumsum, cendol, selasih, ketan dan
gurihnya kuah santan dingin cukup mengurangi rasa gerah kami.
Setelah puas mengambil beberapa gambar kami pun melanjutkan
petualangan kuliner kami.
Keunikan dari kuliner yang satu ini adalah konsistensinya
dari dahulu hingga sekarang tetap seperti ini jadi membuat grontol butuh proses
yang tidak singkat, mulai dari merendam potongan jagung menggunakan kapur sirih
lalu di masak semalaman hingga tekstur dari jagung melunak lalu dibubuhi garam
dan parutan kelapa membuatnya menjadi gurih saat ini grontol jarang ditemui
disebagian besar penduk jawa mungkin karena proses masaknya yang panjang sehingga
hanya sebagian besar yang mau membuat grontol sendiri.
setelah selesai dengan petualangan kami kamipun menyempatkan untuk berbagi
kisah dengan teman traveling yang lainnya, mendengar tutur mereka membuat saya
penasaran dan berencana untuk meluangkan waktu menjelajah ragam kuliner nusantara dilain waktu.
Trimakasih buat TimTravelingyuk yang sudah menyelenggarakan Arisan Rasa Solo,
kami jadi bisa belajar tentang sejarah dari sudut pandang kuliner nusantara.
Dari tadi saya ngomongin soal Travelingyuk bagi yang penasaran seperti apa serunya traveling bareng Temen Temen Travelingyuk bisa cek Di Tulisan saya yang sebelunya yang bisa kalian cek di Tag Traveling
Tetep Sehat Semangat Selalu Kawan..
Sampai Jumpa Dilain Waktu ...